Liputan Media

Ketika Masyarakat Adat di Tano Batak Hadapi Berbagai Tantangan

Masyarakat adat di Tano Batak menghadapi ancaman kehilangan wilayah, karena negara sepihak memberikan izin kepada perusahaan seperti hutan tanaman industri, pariwisata internasional, sawit, food estate dan lain-lain.
• Sejak 1980, gerakan masyarakat adat di Tano Batak meningkat dan berkembang, karena pembangunan terus datang dan negara sepihak memberikan izin ke korporasi hingga muncul perlawanan-perlawanan.

Delima Silalahi, Direktur Program Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Sumut, mengatakan, saat hutan beralih fungsi, mengubah banyak hal, mulai dari pola produksi, konsumsi, hidup sehari hari, hingga makna kesejahteraan. Masyarakat adat yang masih menyatu dengan alam, lebih sejahtera dibanding yang wilayah adat sudah berubah fungsi seperti jadi hutan tanaman industri atau perkebunan sawit.

Read More