\n

Di tengah-tengah konflik lahan dan lingkungan dengan The Caldera yang tidak ada habisnya, saat ini Hutahaean Group sedang melaksanakan proses pembangunan Hotel di Batu Silali (masuk ke wilayah adat Sigapiton). Beberapa alat berat terlihat sedang bekerja di sore yang gerimis. Proses pembukaan lahan dengan membakar dan menebang pohon pun telah dilakukan tanpa musyawarah dengan masyarakat. Masyarakat Sigapiton mengaku tidak ada diskusi sebelumnya dan lokasi pembangunan ini berpotensi menimbulkan dampak yang sama seperti yg diakibatkan oleh The Caldera, yakni banjir dan longsor karena lokasi pembangunan hotel tersebut tepat di bukit yang mengapit Desa Sigapiton. Masyarakat Sigapiton meminta negara untuk memberikan perhatiannya kepada mereka, sebab program pariwisata The Caldera telah menyiksa mereka, apalagi ditambah dengan proyek pembangunan yang baru.**<\/p>\n\n\n\n

\n
\"\"
Pembukaan lahan di Batu Silali. doc. KSPPM 2022<\/em><\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n

Di tengah-tengah konflik lahan dan lingkungan dengan The Caldera yang tidak ada habisnya, saat ini Hutahaean Group sedang melaksanakan proses pembangunan Hotel di Batu Silali (masuk ke wilayah adat Sigapiton). Beberapa alat berat terlihat sedang bekerja di sore yang gerimis. Proses pembukaan lahan dengan membakar dan menebang pohon pun telah dilakukan tanpa musyawarah dengan masyarakat. Masyarakat Sigapiton mengaku tidak ada diskusi sebelumnya dan lokasi pembangunan ini berpotensi menimbulkan dampak yang sama seperti yg diakibatkan oleh The Caldera, yakni banjir dan longsor karena lokasi pembangunan hotel tersebut tepat di bukit yang mengapit Desa Sigapiton. Masyarakat Sigapiton meminta negara untuk memberikan perhatiannya kepada mereka, sebab program pariwisata The Caldera telah menyiksa mereka, apalagi ditambah dengan proyek pembangunan yang baru.**<\/p>\n\n\n\n