Jumat,19 November 2021, bertempat di gedung PGI Jakarta, UEM Bersama JKLPK melakukan diskusi tentang Penegakan Hak Asasi Manusia dalam rangka Launching Kampanye HAM 2022, melawan diskriminasi dan eksklusi dan nonton bareng film “Singkam Mabarbar”.
Hadir dalam acara ini, Prof Musda Mulia, Ketua Umum Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia, Usman Hamid, Direktur Amnesty Internasional, Pdt Gabe kepala Biro III Gereja Kristen Protestan Angkola, Indiran Simbolon, Pengurus KSPPM dan Komunitas Masyarakat Adat dari Tano Batak.
Prof. Musda Mulia, menyampaikan agar kita bisa memberikan empati bagi teman teman yang mengalami diskriminasi. Senada dengan itu, Pdt Gabe kepala Biro III Gereja Kristen Protestan Angkola, juga menyampaikan bahwa tugas universal gereja menghadirkan syalom Allah di tengah tengah dunia, sehingga kasih kepada Allah dinyatakan dengan kasih kepada manusia. Dalam konteks gereja, dokumen gereja tentang HAM itu sangat jelas, PGI bersama gereja didorong untuk menegakkan HAM karena kita adalah gambar Allah.
Sementara itu, Usman Hamid, berbicara soal kondisi penegakan HAM di tengah dunia sedang menghadapi kesenjangan sosial ekonomi, akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Bukan hanya itu, saat ini kebebasan sipil untuk berorganisasi juga mengalami kemunduran karena banyak nya peraturan dan penegakan hukum yang bersifat represif. Akibatnya, banyak kita temukan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan dan sumber daya alam, tambah Usman.
Indira Simbolon, sebagai pemantik diskusi dan Nobar Film Singkam Mabarbar, menyampaikan kehadiran PT TPL ke Tanah Batak telah melanggar hak hak masyarakat adat. Saya setelah menonton film ini, terharu, sedih, dan marah. Film ini menggambarkan begitu banyak penderitaan dan penindasan yang dialami masyarakat.
Masih menurut Indira, film ini membuka mata kita, bahwa tanah adalah jati diri, harga diri, sumber hidup, masa depan, keterjaminan bagi generasi berikut nya. Saran saya, kedepan harus lebih banyak lagi dokumentasi agar orang tidak lupa akan perjuangan nya.
Menurut Pdt Lokra , yang ikut sebagai pemantik dalam nobar Film singkam Mabarbar, menyampaikan, film ini mengingatkan kita bahwa pekerjaan rumah PGI untuk memperjuangkan hak atas tanah masih banyak. Oleh sebab itu, tugas kita kedepan adalah memperkuat solidaritas, sembari terus mengkampanyekan agar prmerintah segera menutup TPL.
Dipenghujung acara, Masyarakat adat dari Tano Batak berharap agar gereja membantu perjuangan masyarakat.