ksppm
  • Beranda
  • Profile
    • Visi dan Misi
    • Profil KSPPM
    • Tentang KSPPM
    • Struktur Organisasi
    • Pelaksana Program
    • Staff
    • Badan Pendiri
  • Berita
    • Samosir
    • Toba
    • Tapanuli Utara
    • Humbahas
    • Liputan Media
    • Wilayah Lainnya
  • Buletin Prakarsa
Donation
No Result
View All Result
en English id Indonesian
ksppm
  • Beranda
  • Profile
    • Visi dan Misi
    • Profil KSPPM
    • Tentang KSPPM
    • Struktur Organisasi
    • Pelaksana Program
    • Staff
    • Badan Pendiri
  • Berita
    • Samosir
    • Toba
    • Tapanuli Utara
    • Humbahas
    • Liputan Media
    • Wilayah Lainnya
  • Buletin Prakarsa
Donation
No Result
View All Result
en English id Indonesian
ksppm
Donation
Banjir Bandang di Desa Turpuk Sihotang
  • Oleh:
  • Leorana Sihotang
  • •
  • 16 November 2023
Banjir Bandang di Desa Turpuk Sihotang

default

Reading Time: 3 mins read
A A

Selasa, 14 November 2023, Tara dan saya mengunjungi Desa sihotang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Senin malam, 13 November 2023 lalu, sebagaimana diceritakan oleh Catur Sihotang, penduduk Desa Parmahan, merupakan malam yang mencekam bagi masyarakat di sana, hujan deras turun sejak sore hingga malam pukul delapan. Setelah berlangsung 2 jam arus sungai binanga Godang dan Binanga Sitio-Tio yang semakin melebar dan deras.

Melihat arus sungai yang semakin meluap ke mana-mana, warga berupaya menyelamatkan diri ke tempat-tempat yang lebih aman. Sebagian besar berangkat naik kapal ke Pantu Batu, pulau di seberangnya, sementara yang lain mencari perlindungan di Sopo Godang Sihotang. Semua berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya. Namun, sayangnya, Ibu Rosmawati Habeahan berusia 65 tahun,  tidak ditemukan hingga tulisan ini dibuat. Keluarga dan warga sekitar telah berupaya mencarinya hingga Selasa sore, namun korban belum ditemukan.

Salah satu anak Ibu Rosmawati Habeahaan, Pak Dedi Sihotang, yang datang dari Sidikalang menyampaikan kesedihannya. Setelah mendengar kabar ibunda tercintanya tidak ditemukan paska banjir bandang di kampungnya, dia langsung beranjak dari Sidikalang.

Baca Juga

OPERASI PT TPL DI TANO BATAK TELAH MERAMPAS TANAH DAN WILAYAH ADAT MASYARAKAT, MELANGGAR HAK PARA PEKERJA

Organisasi Masyarakat Sipil Samosir serukan Tutup TPL

Banjir bandang atau dalam bahasa lokal disebut surpu, mengakibatkan dampak kerusakan yang luar biasa di wilayah tersebut. Selain rasa takut dan trauma, kerugian secara ekonomi juga cukup besar, hamparan ladang dan sawah tertimbun material lumpur dan batu, banyak peralatan pertanian seperti mesin traktor, genset, lemari, mesin pompa, dan sejumlah perhiasan rusak dan hilang terbawa arus.

default

Banjir bandang sudah terjadi beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir di wilayah ini, namun kali ini tidak hanya merusak Desa Sihotang, tetapi juga melibatkan empat desa lainnya, yaitu Desa Simarsoit Toba, Desa Hariarapohan, Desa Parmahanan, dan Desa Dolok Raja. Sebanyak 80% lahan pertanian di Sihotang rusak dan terbawa arus sungai, termasuk lahan yang siap untuk menanam padi, yang kini tertimbun pasir, batu, dan potongan kayu. Perladangan warga yang telah ditanami jagung, kopi, coklat, dan tanaman lainnya juga turut terkena rusak parah.

Tak hanya kerusakan lahan pertanian, dari pengamatan kami, sejumlah rumah mengalami kerusakan parah dan ringan. Dua unit rumah di Onan Godang dan lima unit rumah di Parmahan mengalami kerusakan berat. Tidak hanya rumah, selain infrastruktur jalan, beberapa fasilitas public seperti gedung sekolah SMP N 2 Harian, kantor desa, dan gedung sekolah PAUD juga tertimbun batu dan pasir.

Kami mencoba menyusuri sumber air banjir bandang tersebut. Secara geografis Desa Siparmahan memang berada di lembah di bawah Hutan Sihotang, di mana menurut penduduk setempat ada dua aliran sungai yang dekat dengan lokasi banjir bandnag, yakni  Binanga Sitio-tio dan Binanga Godang. Melalui tangkapan kamera drone, terlihat bahwa di hulu Tombak Sihotang, yang merupakan DAS kedua sungai tersebut, tepatnya di wilayah Hutagalung ada aktivitas penebangan pohon secara massif, dan wilayah tersebut juga masuk dalam areal konsesi sebuah perusahaan pulp and paper. Dari pengukuran jarak dengan menggujnakan aplikasi Avenza map menunjukkan bahwa Desa Parmahanan, lokasi banjir bandang, hanya berjarak sekitar 3.5 km dari batas konsesi perusahaan tersebut.

default

Melihat kondisi di atas, banjir bandang tersebut terjadi akibat kerusakan hutan yang massif dari waktu ke waktu di hulu. Peristiwa ini menjadi penringatan bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat terlebih perusahaaan, bahwa pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan. 

Isu perubahan iklim yang menjadi focus perhatian dunia saat ini harus disikapi serius. Aksi mitigasi dan adaptasi iklim harus melibatkan semua pihak. Namun, negara atau pemerintah memegang peranan yang sangat penting, agar masyarakat local dan petani yang berada di wilayah rentan bancana mendapatkan perhatian yang lebih serius. Izin-izin perusahaan perusak lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana ekologis harus dievaluasi dan dicabut. Di sisi lain, masyarakat juga, dalam kerentanannya, harus Bersama-sama memperjuangkan lingkungan yang aman dan nyaman buat kehidupan mereka saat ini dan masa yang akan datang. ***

  • Baca juga tulisan menarik lainnya dari
  • Leorana Sihotang
  • atau artikel terkait
  • Berita, Samosir

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Sebelumnya

Mulak tu Bona: “Kembali ke Akar” menjawab Problem Multidimensi di Tano Batak

Artikel Berikutnya

Masyarakat Adat Menuntut Kedaulatan di Wilayah Adat

Banjir Bandang di Desa Turpuk Sihotang
  • Oleh:
  • Leorana Sihotang
  • •
  • 16 November 2023
default
Reading Time: 3 mins read
A A

Selasa, 14 November 2023, Tara dan saya mengunjungi Desa sihotang, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Senin malam, 13 November 2023 lalu, sebagaimana diceritakan oleh Catur Sihotang, penduduk Desa Parmahan, merupakan malam yang mencekam bagi masyarakat di sana, hujan deras turun sejak sore hingga malam pukul delapan. Setelah berlangsung 2 jam arus sungai binanga Godang dan Binanga Sitio-Tio yang semakin melebar dan deras.

Melihat arus sungai yang semakin meluap ke mana-mana, warga berupaya menyelamatkan diri ke tempat-tempat yang lebih aman. Sebagian besar berangkat naik kapal ke Pantu Batu, pulau di seberangnya, sementara yang lain mencari perlindungan di Sopo Godang Sihotang. Semua berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya. Namun, sayangnya, Ibu Rosmawati Habeahan berusia 65 tahun,  tidak ditemukan hingga tulisan ini dibuat. Keluarga dan warga sekitar telah berupaya mencarinya hingga Selasa sore, namun korban belum ditemukan.

Salah satu anak Ibu Rosmawati Habeahaan, Pak Dedi Sihotang, yang datang dari Sidikalang menyampaikan kesedihannya. Setelah mendengar kabar ibunda tercintanya tidak ditemukan paska banjir bandang di kampungnya, dia langsung beranjak dari Sidikalang.

Baca Juga

OPERASI PT TPL DI TANO BATAK TELAH MERAMPAS TANAH DAN WILAYAH ADAT MASYARAKAT, MELANGGAR HAK PARA PEKERJA

Organisasi Masyarakat Sipil Samosir serukan Tutup TPL

Banjir bandang atau dalam bahasa lokal disebut surpu, mengakibatkan dampak kerusakan yang luar biasa di wilayah tersebut. Selain rasa takut dan trauma, kerugian secara ekonomi juga cukup besar, hamparan ladang dan sawah tertimbun material lumpur dan batu, banyak peralatan pertanian seperti mesin traktor, genset, lemari, mesin pompa, dan sejumlah perhiasan rusak dan hilang terbawa arus.

default

Banjir bandang sudah terjadi beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir di wilayah ini, namun kali ini tidak hanya merusak Desa Sihotang, tetapi juga melibatkan empat desa lainnya, yaitu Desa Simarsoit Toba, Desa Hariarapohan, Desa Parmahanan, dan Desa Dolok Raja. Sebanyak 80% lahan pertanian di Sihotang rusak dan terbawa arus sungai, termasuk lahan yang siap untuk menanam padi, yang kini tertimbun pasir, batu, dan potongan kayu. Perladangan warga yang telah ditanami jagung, kopi, coklat, dan tanaman lainnya juga turut terkena rusak parah.

Tak hanya kerusakan lahan pertanian, dari pengamatan kami, sejumlah rumah mengalami kerusakan parah dan ringan. Dua unit rumah di Onan Godang dan lima unit rumah di Parmahan mengalami kerusakan berat. Tidak hanya rumah, selain infrastruktur jalan, beberapa fasilitas public seperti gedung sekolah SMP N 2 Harian, kantor desa, dan gedung sekolah PAUD juga tertimbun batu dan pasir.

Kami mencoba menyusuri sumber air banjir bandang tersebut. Secara geografis Desa Siparmahan memang berada di lembah di bawah Hutan Sihotang, di mana menurut penduduk setempat ada dua aliran sungai yang dekat dengan lokasi banjir bandnag, yakni  Binanga Sitio-tio dan Binanga Godang. Melalui tangkapan kamera drone, terlihat bahwa di hulu Tombak Sihotang, yang merupakan DAS kedua sungai tersebut, tepatnya di wilayah Hutagalung ada aktivitas penebangan pohon secara massif, dan wilayah tersebut juga masuk dalam areal konsesi sebuah perusahaan pulp and paper. Dari pengukuran jarak dengan menggujnakan aplikasi Avenza map menunjukkan bahwa Desa Parmahanan, lokasi banjir bandang, hanya berjarak sekitar 3.5 km dari batas konsesi perusahaan tersebut.

default

Melihat kondisi di atas, banjir bandang tersebut terjadi akibat kerusakan hutan yang massif dari waktu ke waktu di hulu. Peristiwa ini menjadi penringatan bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat terlebih perusahaaan, bahwa pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan. 

Isu perubahan iklim yang menjadi focus perhatian dunia saat ini harus disikapi serius. Aksi mitigasi dan adaptasi iklim harus melibatkan semua pihak. Namun, negara atau pemerintah memegang peranan yang sangat penting, agar masyarakat local dan petani yang berada di wilayah rentan bancana mendapatkan perhatian yang lebih serius. Izin-izin perusahaan perusak lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana ekologis harus dievaluasi dan dicabut. Di sisi lain, masyarakat juga, dalam kerentanannya, harus Bersama-sama memperjuangkan lingkungan yang aman dan nyaman buat kehidupan mereka saat ini dan masa yang akan datang. ***

  • Baca juga tulisan menarik lainnya dari
  • Leorana Sihotang
  • atau artikel terkait
  • Berita, Samosir

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Sebelumnya

Mulak tu Bona: “Kembali ke Akar” menjawab Problem Multidimensi di Tano Batak

Artikel Berikutnya

Masyarakat Adat Menuntut Kedaulatan di Wilayah Adat

Related Articles

OPERASI PT TPL DI TANO BATAK TELAH MERAMPAS TANAH DAN WILAYAH ADAT MASYARAKAT, MELANGGAR HAK PARA PEKERJA

OPERASI PT TPL DI TANO BATAK TELAH MERAMPAS TANAH DAN WILAYAH ADAT MASYARAKAT, MELANGGAR HAK PARA PEKERJA

10 Juli 2025
Organisasi Masyarakat Sipil Samosir serukan Tutup TPL

Organisasi Masyarakat Sipil Samosir serukan Tutup TPL

25 Juni 2025
DPRD Simalungun Gelar Rapat Pansus Bahas Banjir Parapat, TPL Disebut Sebagai Penyebab Utama.

DPRD Simalungun Gelar Rapat Pansus Bahas Banjir Parapat, TPL Disebut Sebagai Penyebab Utama.

29 April 2025
Nestapa Buruh Harian Lepas dalam Sistem yang Dikendalikan

Nestapa Buruh Harian Lepas dalam Sistem yang Dikendalikan

8 April 2025
Pimpinan DPRD Taput:  PT TPL harus menghentikan aktivitas di Wilayah Adat Onan Harbangan

Pimpinan DPRD Taput: PT TPL harus menghentikan aktivitas di Wilayah Adat Onan Harbangan

3 Februari 2025
Demi Pendudukan yang Terorganisir: Bona Taon Komunitas Golat Naibaho 2025

Demi Pendudukan yang Terorganisir: Bona Taon Komunitas Golat Naibaho 2025

3 Februari 2025

Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat. Pada tahun 1984, pendahulu kami sangat prihatin dan peduli terhadap realitas kemiskinan, pelanggaran dan kekerasan terhadap hak asasi manusia, serta dampak buruk yang ditimbulkan pembangunan di Indonesia…Selengkapnya 

  • Girsang 1, Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun - Parapat, Sumatera Utara 21174
  • pksppm@yahoo.com
  • +0625 42393
Facebook Instagram X-twitter Youtube

Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat. Pada tahun 1984, pendahulu kami sangat prihatin dan peduli terhadap realitas kemiskinan, pelanggaran dan kekerasan terhadap hak asasi manusia, serta dampak buruk yang ditimbulkan pembangunan di Indonesia…Selengkapnya 

  • Girsang 1, Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun - Parapat, Sumatera Utara 21174
  • pksppm@yahoo.com
  • +0625 42393
Facebook Instagram X-twitter Youtube
© Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat - KSPPM. All Rights Reserved.
Home
Home
Buletin
Buletin
Channel
Channel
Explore
Explore
No Result
View All Result
en English id Indonesian
  • Beranda
  • Profile
    • Visi dan Misi
    • Profil KSPPM
    • Tentang KSPPM
    • Struktur Organisasi
    • Pelaksana Program
    • Staff
    • Badan Pendiri
  • Berita
    • Samosir
    • Toba
    • Tapanuli Utara
    • Humbahas
    • Liputan Media
    • Wilayah Lainnya
  • Buletin Prakarsa